Thursday 28 July 2016

2-10. Labirin Iblis (3)

Satou di sini. Orang lemah yang sangat merindukan matahari, Satou.

Walaupun dungeon itu tidak apa kalau dalam game.

Melawan serangga, serangga, kodok, serangga, ular di basement yang lembap dan basah itu melelahkan.





Kami sudah melewati 6 ruangan sejak tadi, tapi kami tidak bertemu orang yang masih hidup lagi. Kami melewati beberapa mayat sih.

“Goshujin-sama, pengumpulan magic core selesai.”
“Oke, ayo istirahat sebentar.”

Liza dan yang lain saling memberikan botol air setelah meminumnya bergiliran. Sebelum aku sadari, cara mereka memanggil aku berubah dari [Danna-sama] menjadi [Goshujin-sama]. Karena sepertinya lebih mudah bagi mereka untuk memanggil aku seperti itu, aku biarkan.

Liza menjatuhkan botol airnya.
Air tumpah dari botolnya...

“Mau, mohon ampuni aku! Goshujin-sama!!”

Liza Liza mengambil botolnya dengan panik. Tangannya seperti gemetar. Kalau dipikir-pikir, akurasi lemparan Pochi dan Tama juga buruk di pertarungan barusan...

“Apa kamu lelah?”
“Ampuni aku! Aku membuang air yang penting. Tolong hukum aku.”

...Kamu berlebihan. Tidak, Liza sepertinya benar-benar berpikir seperti itu.

“Liza, kita bisa ambil air lagi. Daripada itu, apakah badanmu baik-baik saja?”
“Maaf... Aku merasa berat sejak tadi, aku mencoba menggerakkan kaki aku, tapi mereka tidak bergerak.”

Pochi dan Tama meminum air sambil tergeletak lemas di tanah.
Memeriksa status mereka, sepertinya tidak ada yang aneh. Mereka mungkin lelah.
torablue.blogspot.com
“Istirahat sebentarnya dibatalkan, kita istirahat penuh.”

Aku angkat Pochi dan Tama di tangan aku dan meminumkan air pada mereka.
Aku bagikan ubi oreng pada ketiganya. Mereka terlihat sangat mengantuk, tapi mungkin karena lapar, mereka memiliki semangat untuk tetap makan.

Setelah selesai makan, tidur 3 jam.

Pochi dan Tama tidur dengan kaki aku sebagai bantal. Liza yang agak menjauh dengan malu-malu melingkar seperti bola.

Saat mereka tidur pulas, aku perhatikan status mereka.

Nilai atributnya meningkat 1 setiap 10 menit, kembali ke nilai aslinya. 2 jam setelah istirahat, skill yang abu-abu berubah menjadi putih.

Omong-omong tentang skill, kalau mereka naik level maka skillnya akan bertambah kan? Mereka tidak mendapat skill hanya dengan melakukan sesuatu?

Rupanya peningkatan setelah naik level itu berlaku setelah kamu tidur.
...ini benar-benar seperti masterpiece dari labirin klasik. Mengerikan untuk bertambah tua jika tidak di dalam kandang. <TLN: aku juga ga ngerti.>





Kami menembus lebih banyak ruangan lagi setelah itu. Batas sebelum kami butuh istirahat itu sekitar 3 level berdasarkan yang tadi, kami harus istirahat setelah melewati 2 ruangan lagi...

“Berhenti!”

Ini jarang melihat Tama mengingatkan dengan tegas.
Tapi tidak ada musuh di depan?

“Ada apa?”
“Tanahnya~ aneh?”

Dia menjawab dengan pertanyaan. Ada yang salah dengan tanahnya, tapi dia tidak tahu apa, begitu ya? Aku perhatikan tanahnya dengan saksama, tekstur tanahnya memang terlihat berbeda. Walaupun warnanya tidak berbeda...
Sebelum aku mengerti apa yang aneh, sebuah tampilan AR dengan tulisan [Trap: Life Drain] muncul. <TLN: Menyedot HP>

Benar juga, in labirin, harusnya ada jebakan.
Karena tidak ada jebakan sampai sekarang, aku lupa.

“Bagus, Tama. Ada jebakan di sini.”
“Ay!”

Aku elus rambut dan telinga kucing Tama.

Aku biarkan mereka bertiga mundur dan aku coba melemparkan batu ke jebakannya, tapi jebakannya tidak aktif. Dari nama jebakannya, mungkin hanya bereaksi pada makhluk hidup.
Karena aku tidak tahu jangkauannya, aku juga tidak bisa yakin kalau akan aman berjalan di pinggir jalan. Aku tidak akan mempertimbangkan untuk menyuruh gadis-gadis beastkin untuk menginjaknya.

Ada monster tikus di ruangan setelah ini, mungkin aku akan coba pancing mereka dengan batu.
Aku lempar 3 batu berturut-turut.

“Tikus-tikus datang.”

Menanggapi laporan Pochi, aku suruh mereka bertiga mundur. Tikus-tikusnya hanya sekitar level 10 dan lemah, tapi mereka bergerak dalam kelompok. Karena aku tidak bisa yakin apakah mereka bisa melewati jebakan atau tidak, aku ambil jarak.

Tikus-tikusnya terkena percikan hitam dari lokasi jebakan. Pada akhirnya, ketiga tikus terkena jebakan di tempat lain. Sepertinya jebakan tersebar di jalan ini.

>[Mendapatkan Skill Trap Release]
>[Mendapatkan Skill Trap Usage]
>[Mendapatkan Skill Trap Discovery]

Karena jebakannya mungkin tipe yang bisa aktif kembali, kami tinggalkan magic corenya.
Aku langsung masukkan poin ke skill Trap Discovery saja dan mengaktifkannya.





Liza menusuk mulut kodok raksasa dengan sekuat tenaga. Pochi dan Tama lalu lompat dari sisi yang berbeda untuk memberikan serangan terakhir ke kepala kodok dengan dagger mereka.

“Oke! Kerja bagus!”
“Iya!”
“Ay!”
“Nanodesu!”

Aku puji mereka untuk monster pertama yang mereka bunuh sendiri. Karena musuhnya hanya level 10 dengan lidah pengikat sebagai skill spesialnya, aku coba membiarkan mereka mengalahkannya, dan mereka melakukannya dengan baik. Kemampuan bertarung beastkin itu memang lebih tinggi daripada manusia dengan level yang setara.

Ruangan ini 3 kali lebih luas dari ruangan lainnya. Ada kemungkinan lebih banyak musuh dengan ruangan sebesar ini, tapi aku tidak bisa merasakan tanda-tanda mereka.

Ada rumah di pinggir ruangan. Atapnya terpotong rapi menjadi dua. Mungkin tertelan bersamaan dengan pembuatan labirin. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda manusia di radar...

Liza sedang membongkar kodoknya, Pochi dan Tama berjaga-jaga di pintu masuk. Sekarang giliran Liza untuk membongkarnya huh? Karena ada hal dengan skill, aku atur rotasi untuk tugasnya.

“Pochi, Tama, ayo periksa rumah itu. Ikuti aku.”

Aku pergi ke rumah itu dengan mereka berdua.
Tidak ada mayat di dalam rumah tapi malah ada macam-macam barang.
Tampaknya ini rumah orang kaya.

Dua pedang pendek dengan hiasan dengan mengejutkan mempunyai serangan yang bagus saat diperiksa dengan skill Appraisal. Dengan cara yang klasik, ada brankas tersembunyi di belakang lukisan. Aku hancurkan kuncinya dengan magic gun dan memeriksa isinya. Ditambah lagi, dengan tas berisi emas dan perhiasan, ada juga material magic bernama Dragon Powder di botol kecil. Apakah pemiliknya seorang Alchemist?

Kami kumpulkan sedikit perhiasan tapi kami tinggalkan barang-barang yang besar, seperti patung atau karya seni lain di sana.
Di antara karya-karya seni, ada beberapa boneka binatang di tempat pajangan. Walaupun aku tidak terlalu peduli, apakah mereka sedang diperbaiki? Aku ingin lihat cara bikin boneka binatang fantasi.

>[Mendapatkan Skill Excavation]
>[Mendapatkan Skill Treasure Discovery]
>[Mendapatkan Skill Treasure Chest Unlock]

Ada magic tool untk membakar (Tender Rod) di dapur. Itu satu-satunya magic tool di sini, tapi kami masukkan penggorengan, panci dan peralatan makan untuk 4 orang ke dalam tas.
Karena aku bisa mengambil air kapan saja dari Hell Water Jug, dan ada banyak botol air kecil di sini, jadi aku masukkan minyak ke dalamnya untuk membuat bom molotov improvisasi dan memasukkannya ke dalam Storage.

“Ini, keju dan daging kering! Nanodesu~!”

Di mebel yang rusak ada roti besar, 3 bongkah keju dan beberapa daging asap di dalamnya. Setelah mengkonfirmasi kalau mereka tidak usuk dengan AR, aku iris beberapa potong untuk Pochi dan Tama.

“Ayo makan sisanya sama Liza.”
“Ay!”
“Iya! Enak nodesu~.”

Aku berikan tas berisi makanan ke Tama, dan tas berisi aksesoris dan senjata ke Pochi, sedangkan aku memegang kendi air dan bak mandi, kami keluar.

Saat kami keluar, pengambilan magic core selesai.

“Goshujin-sama, aku ada permintaan... Apakah aku dibolehkan untuk menyalakan api?”
“Api di bawah tanah? Untuk apa?”

Liza sedikit gagap,

“U, um yaa, aku ingin makan daging kodok... Maaf.”
“Kamu tidak perlu minta maaf, tapi apakah itu aman dimakan?”
“Iya, tidak apa-apa. Aku membongkar dan memakan kodok dari jenis yang sama dulu. Ada organ dalam yang beracun tapi kalau dihindari, tidak apa-apa. Tapi kalau tidak dimasak ada bahaya keracunan...”
Yaa, walaupun ini di bawah tanah, di sini ada aliran udara, dan kami sudah menanjak cukup banyak jadi tidak perlu takut kehabisan oksigen.

“Oke, aku izinkan.”

Liza menyuruh Pochi dan Tama memotong kaki kodoknya, sedangkan dia mengeluarkan batang dan serpihan kayu dan menyiapkannya. Begitu, jadi untuk alasan ini dia mengumpulkan kayu di setiap ruangan.

Aku hentikan Liza menggunakan batu api untuk menyalakan api, dan menggunakan magic tool untuk menyalakan api (Tender Rod) yang tadi untuk menyalakan apnya... Chakka○n?
<TLN: http://www.vesta-tokai.co.jp/catalog/chakkaman/>

Aku berikan alat masak dan alat makan yang didapat dari rumah ke Liza.
Tidak lama, Tama dan Pochi memegang daging kaki dengan tinggi di atas kepala mereka.
torablue.blogspot.com
“Daging~”
“Nanodesu~”

...Aku heran, mereka terlihat lebih bahagia dari saat mereka makan daging asap tadi.

Liza memotong dagingnya jadi potongan-potongan kecil, dan menjajarkannya di penggorengan.

Dia menusuk dagingnya dengan penusuk daging dan memberikannya padaku.

...Apa harus aku makan?

“Terima kasih Liza.”

Aku menyiapkan diri dan memakannya... Rasanya sedikit seperti ayam tapi sejujurnya, sedikit ringan. Mau bagaimana lagi, karena kita tidak punya bumbu-bumbu seperti garam. Menyusahkan untuk kembali ke rumah itu untuk mencari bumbu.

Ketiga orang memandangiku makan.
Oh iya, mereka menunggu izin.

“Berhenti melihat dan makan. Kalau kamu tidak makan dan istirahat, kita tidak bisa keluar dari labirin!”

Setelah mendapat izin, Pochi dan Tama mulai makan daging di penggorengan. Liza tidak hanya menggoreng daging, tapi juga memakannya,=.

Aku memandangi mereka sambil sedikit memanggang roti hitam, keju, dan daging asap untuk dimakan.

Setelah itu, siklus memotong, memasak, dan makan berulang selama sekitar 30 menit, pestanya baru selesai setelah bahan bakarnya habis.
Berdasarkan saran Liza, aku bungkus setumpuk daging dengan kain dan menaruhnya di tas untuk jaga-jaga.
Kalau kondisinya sama seperti sebelumnya, mereka akan kelelahan setelah 2-3 pertarungan, jadi kami akan gunakan waktu ini untuk istirahat sebanyak mungkin.
Aku biarkan mereka bertiga mandi di bak mandi, memberi mereka baju baru untuk ganti, dan membiarkan mereka tidur dengan selimut.

Walaupun bajunya akan kotor dalam pertarungan, bukankah akan terasa lebih baik kalau tidur dengan baju yang bersih?